Jumat, 30 November 2012

Eka Kurniawan

Eka Kurniawan
Alumnus Fakultas Filsafat UGM. Kelahiran Tasikmalaya tahun 1975. Menulis novel dan cerpen.

Puthut EA

Puthut EA
Alumnus UGM. Menulis: novel, cerpen dan buku-buku sosial. Penyuka kesebelasan AS Roma.

Kamis, 29 November 2012

Ashadi Siregar

Ashadi Siregar

Nama: ASHADI SIREGAR
Lahir : 3 Juli 1945, di Pematang Siantar
Status : Menikah, 1 isteri dan 2 anak
Pendidikan
  • SR Negeri I, Rantauprapat (1958)
  • SMP Negeri I, Padangsidempuan (1961)
  • SMA bag. B Negeri I, Padangsidempuan (1964)
  • Fakultas Sosial dan Politik Spesiali­sasi Ilmu Publisistik/Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1970)
Pekerjaan/jabatan sekarang
  • Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1970), pensiun Pembina Utama Madya IV/d  (2010)
  • Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya/LP3Y
Kegiatan akademik
  • Pengajar dan peneliti media (jurnalisme, televisi dan film)
  • Pembicara/penceramah seminar media, kebudayaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat
  • Research Fellow, Audio – Visual Media for Social Sciences, Department of Anthropology, University of South Carolina, USA
  • Pengajar tamu pada Fakultas Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta
  • Pengajar tamu pada Program Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Referensi
  • Who’s Who in Indonesia, Second revised Edition, O.G.Roeder – Mahiddin Mahmud, Gunung Agung, Singapore (1980)
  • Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia (edisi 1981-1982); (edisi 1983-1984); (edisi 1985-1986), Penerbit Grafiti Pers, Jakarta (1981), (1983), (1985)
  • Apa dan Siapa Sejumlah Alumni UGM, Penerbit Pustaka LP2ES, Jakarta (1999)
Tanda penghargaan/kehormatan
  • Medali Satyalancana Karya Satya XX Tahun, Presiden RI (1999)
  • Medali Piagam Pengharaan Kesetiaan, Rektor Universitas Gadjah Mada (1999)
  • Medali Satyalancana Karya Satya XXX Tahun, Presiden RI (2007)
  • Press Card Number One, Penghargaan Panitia Pusat Hari Pers Nasional, Persatuan Wartawan Indonesia Pusat (2010)
Pengalaman profesional
  • Redaktur Mingguan Publica Yogyakarta (1968)
  • Dosen tetap pada Jurusan Publisistik/Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1970 – 2010)
  • Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Mingguan Sendi Yogyakarta (1972 – 1973)
  • Pembantu lepas (stringer) Majalah Tempo Jakarta untuk Yogyakarta (1973)
  • Anggota Direksi Lembaga Penelitian Pendidikan Pener­bitan Yogya/LP3Y (1982 – 1992)
  • Penasehat/advisor untuk produksi 3 film berdasarkan novel Cintaku di Kampus Biru,Kugapai Cintamu dan Terminal Cinta Terakhir (1976 – 1977)
  • Perancang dan supervisor berbagai pelatihan jurnalistik (1980 – sekarang)
  • Perancang dan supervisor berbagai pelatihan penulisan skenario televisi (1980 – sekarang)
  • Perancang dan supervisor berbagai pelatihan manajemen seni pertunjukan (1980 – sekarang)
  • Perancang dan supervisor berbagai pelatihan untuk aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tentang manajemen perencanaan pembangunan masyarakat (1982 – sekarang)
  • Konsultan media massa (1982 – sekarang)
  • Sekretaris Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (1990 – 1996)
  • Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya/LP3Y (1992 – sekarang)
  • Dewan Pengawas Yayasan Institut Arus Informasi (ISAI), Jakarta (1994 – 2008)
  • Produser Eksekutif Produksi Film Televisi Tajuk 6 (enam) episode ditayangkan di Televisi Pendidikan Indonesia/TPI (1996)
  • Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (1996 – 1999)
  • Redaktur Ahli Majalah JURNAL Pasar Modal Indonesia, Jakarta (2000)
  • Advisor Komunitas TV Publik Indonesia (KTVPI/Yayasan Sains Estetika Teknologi – SET), Jakarta (2000 – 2001)
  • Ketua Tim Ombudsman SKH Kompas (2003 – sekarang)
Pengalaman organisasi
  • Anggota/aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) (1968 – 1970)
  • Anggota pengurus Dewan Kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta (DK-DIY) (1979 – 1990)
  • Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang Yogyakarta (1983 – 1991)
  • Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat (1991 – 1995)
Publikasi
  • Menulis 12 novel, 4 di antaranya difilmkan
  • Menulis dan menyunting sejumlah buku tentang media dan kebudayaan.
  • Menulis sejumlah artikel kontribusi jurnal dan antologi buku tentang media dan kebudayaan
  • Menulis kolom untuk suratkabar dan majalah berita
(Sumber: ashadisiregar.com)

Bakdi Soemanto

Bakdi Soemanto

C. Soebakdi Soemanto (lahir di Solo, Jawa Tengah, 29 Oktober 1941; umur 71 tahun), adalah seorang penulis Indonesia, dosenFakultas Sastra UGM.[1]
Pendidikan dan Karir
Menyelesaikan pendidikan di jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra UGM (1977), mengikuti "American Studies Program" di Universitas Indonesia (1982), dan menyelesaikan program pasca sarjana di UGM (1985). Pernah mengajar di IKIP Sanata Darma (1971-1979), Akademi Kewanitaan Yogyakarta (1976-1979), Akademi Bahasa Asing Kumendaman Yogyakarta (1979-1982), Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Solo (1979-1982) dan Oberlin College dan Northern Illinois University, AS (1986-1987). Selain itu, ia juga pernah menjadi redaktur Basis (1965-1967), Mahasiswa Indonesia edisi Jawa Tengah (1966-1969), Peraba (1971-1976), dan Semangat (1975-1979). Ia pun pernah menjadi Ketua Umum Dewan Kesenian Yogyakarta.
Hasil karya
Sajak-sajaknya dimuat dalam:[1]
§  Linus Suryadi AG (ed.)
§  Tugu (br, 1986)
§  Tonggak 3 (br,1987)
Karyanya yang lain:
§  Dari Kartu Natal ke Doktor Plimin (kc,1979)
§  Angan-Angan Budaya Jawa: Analisis Semiotik Pengakuan Pariyem (1999)
§  Kalung Tanda Silang (cerber,belum dibukukan).

(sumber: wikipedia)

Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 72 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Alumni Sastra UGM.
Riwayat hidup
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.
Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Karya-karya
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni,Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.
Berikut adalah karya-karya SDD (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.
Kumpulan Puisi/Prosa
§  "Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
§  "Lelaki Tua dan Laut" (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
§  "Mata Pisau" (1974)
§  "Sepilihan Sajak George Seferis" (1975; terjemahan karya George Seferis)
§  "Puisi Klasik Cina" (1976; terjemahan)
§  "Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
§  "Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak" (1982, Pustaka Jaya)
§  "Perahu Kertas" (1983)
§  "Sihir Hujan" (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
§  "Water Color Poems" (1986; translated by J.H. McGlynn)
§  "Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (1988; translated by J.H. McGlynn)
§  "Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
§  "Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia" (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
§  "Hujan Bulan Juni" (1994)
§  "Black Magic Rain" (translated by Harry G Aveling)
§  "Arloji" (1998)
§  "Ayat-ayat Api" (2000)
§  "Pengarang Telah Mati" (2001; kumpulan cerpen)
§  "Mata Jendela" (2002)
§  "Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?" (2002)
§  "Membunuh Orang Gila" (2003; kumpulan cerpen)
§  "Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
§  "Mantra Orang Jawa" (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
§  "Before Dawn: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (2005; translated by J.H. McGlynn)
§  "Kolam" (2009; kumpulan puisi)
Selain menerjemahkan beberapa karya Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi ke dalam bahasa Indonesia, Sapardi juga menulis ulang beberapa teks klasik, seperti Babad Tanah Jawa dan manuskrip I La Galigo. kobe
Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi karya SDD dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia, dalam upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh H. Umar Muslim. Kelak, Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti" (1991), dibawakan oleh Ratna Octaviani.
Beberapa tahun kemudian lahirlah album "Hujan Bulan Juni" (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu merupakan salah satu dari sejumlah penyanyi lain, yang adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Album "Hujan Dalam Komposisi" menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.
Sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan, album "Gadis Kecil" (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, dilanjutkan oleh album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu.
Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.
Buku
§  "Sastra Lisan Indonesia" (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
§  "Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan"
§  "Dimensi Mistik dalam Islam" (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis.
Pustaka Firdaus
§  "Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia" (2004), salah seorang penulis.
§  "Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas" (1978).
§  "Politik ideologi dan sastra hibrida" (1999).
§  "Pegangan Penelitian Sastra Bandingan" (2005).
§  "Babad Tanah Jawi" (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).
(sumber: wikipedia)

W.S. Rendra

W.S. Rendra

Rendra (Willibrordus Surendra Broto Rendra); lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater diYogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Masa kecil
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton majapahit. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya. Setelah menikah, ia pindah agama menjadi Islam
Pendidikan
§  TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
§  SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo - Tamat pada tahun 1955.
§  Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - Tidak tamat.
§  kursus dengan fadli dzulikram
§  mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 - 1967).
Rendra sebagai sastrawan
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan dramauntuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Ia pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasaInggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi(1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).
Bengkel Teater dan Bengkel Teater Rendra
Pada tahun 1967, sepulang dari Amerika Serikat, ia mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternyapun tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan Bengkel Teater Rendra yang masih berdiri sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.
Bengkel teater ini berdiri di atas lahan sekitar 3 hektar yang terdiri dari bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari.
Di lahan tersebut tumbuh berbagai jenis tanaman yang dirawat secara asri, sebagian besar berupa tanaman keras dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, juga ditanami baru oleh Rendra sendiri serta pemberian teman-temannya. Puluhan jenis pohon antara lain, jati, mahoni, ebony, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong dan lain-lain.
Penelitian tentang karya Rendra
Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974”. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957—1972): Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.
Penghargaan
§  Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
§  Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
§  Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
§  Hadiah Akademi Jakarta (1975)
§  Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
§  Penghargaan Adam Malik (1989)
§  The S.E.A. Write Award (1996)
§  Penghargaan Achmad Bakri (2006).
Kontroversi pernikahan, masuk Islam dan julukan Burung Merak
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Clara Sinta. Romantisme percintaan mereka memberi inspirasi Rendra sehingga lahir beberapa puisi yang kemudian diterbitkan dalam satu buku "Empat Kumpulan Sajak".
Di kemudian hari pada tahun 1971 datanglah Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat ditemani oleh kakaknya RA Laksmi Prabuningrat, keduanya adalah putri darah biru KeratonYogyakarta mengutarakan keinginannya untuk menjadi murid Rendra dan bergabung dengan Bengkel Teater. Tak lama kemudian Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti mengenai masuknya Rendra menjadi Islam hanya untuk poligami. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Mikriam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
Sejak tahun 1977 ketika ia sedang menyelesaikan film garapan Sjumanjaya, "Yang Muda Yang Bercinta" ia dicekal pemerintah Orde Baru. Semua penampilan di muka publik dilarang. Ia menerbitkan buku drama untuk remaja berjudul "Seni Drama Untuk Remaja" dengan nama Wahyu Sulaiman. Tetapi di dalam berkarya ia menyederhanakan namanya menjadi Rendra saja sejak 1975.
Beberapa karya
Drama
§  Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
§  Bib Bob Rambate Rate Rata (Teater Mini Kata) - 1967
§  SEKDA (1977)
§  Selamatan Anak Cucu Sulaiman (dimainkan 6 kali)
§  Mastodon dan Burung Kondor (1972)
§  Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)- dimainkan dua kali
§  Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)
§  Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul "Oedipus Rex")
§  Lysistrata (terjemahan)
§  Odipus di Kolonus (Odipus Mangkat) (terjemahan dari karya Sophokles,
§  Antigone (terjemahan dari karya Sophokles,
§  Kasidah Barzanji (dimainkan 2 kali)
§  Lingkaran Kapur Putih
§  Panembahan Reso (1986)
§  Kisah Perjuangan Suku Naga (dimainkan 2 kali)
§  Shalawat Barzanji
§  Sobrat
Kumpulan Sajak/Puisi
§  Ballada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
§  Blues untuk Bonnie
§  Empat Kumpulan Sajak
§  Sajak-sajak Sepatu Tua
§  Mencari Bapak
§  Perjalanan Bu Aminah
§  Nyanyian Orang Urakan
§  Pamphleten van een Dichter
§  Potret Pembangunan Dalam Puisi
§  Disebabkan Oleh Angin
§  Orang Orang Rangkasbitung
§  Rendra: Ballads and Blues Poem
§  State of Emergency
(Sumber: Wikipedia)